WELCOME

SElAMAT DATANG BAGI KAUM PENCARI ILMU

HI.....,
Makasih ya buat teman-teman sekalian,
rela meluangkan waktunya singgah di pondok kami....
kiranya bermanfaat dan jika ada saran dan kritik
tolong ya sampai in.......
HORASSSSS..

Rabu, 19 Maret 2008

PSIKOTERAPI SUPORTIF

Pendahuluan

Mekanisme daya tahan mental yang terganggu dapat menyebabkan terjadinya neurosis, yaitu suatu gangguan jiwa yang secara struktural tanpa kerusakan organik dan dapat mempengaruhi kepribadian. Adanya konflik sering bermanifestasi dalam bentuk fenomena tertentu. Semua gangguan mekanisme daya tahan mental bersifat selalu melawan atau menentang usaha-usaha terapeutik yang bertujuan untuk mengubah atau meniadakan gangguan tersebut. Hal ini memunculkan peranan dari terapi alternatif salah satunya adalah psikoterapi.1

Psikoterapi merupakan metode pengobatan terhadap gangguan emosional dengan cara merubah pola berpikir dan pola perasaan agar terjadi keseimbangan di dalam diri individu tersebut dengan model ilmu kedokteran. Psikoterapi dapat juga didefenisikan dengan metode pengobatan terhadap gangguan kesulitan yang bersifat emosional dengan cara psikologi. Dalam psikoterapi sangat diperlukan hubungan yang baik antara pasien dan dokter.2

Menurut Wolberg,2 psikoterapi adalah sejenis pengobatan yang digunakan oleh seseorang yang terlatuh secara khusus (terapis) terhadap kesulitan penderita yang bersifat emosional dengan jalan meletakkan hubungan yang bersifat profesional dengan seseorang penderita dengan tujuan untuk menghilangkan, mengubah, atau memperlambat gejala-gejala yang ada, ataupun perantaraan dalam berbagai gangguan pola kelakan serta menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang positif terhadap kepribadian penderita.

Jadi maksudnya, terapis menyoroti secara pribadi dan individual sensitivitas pasien terhadap pengalaman hidup. Juga berusaha secara spesifik memajukan pengertian pasien tentang hal-hal tersebut tadi untuk memperkuat kesanggupannya menghadapi diri sendiri dan reaksi yang ditimbulkannya. Disamping itu terapis berusaha agar pasien bertambah mahir menguasai hidupnya.

Siapa yang memerlukan psikoterapi adalah seseorang yang pada tahun-tahun permulaan perkembangan jiwanya terjadi kesalahan sehingga akan meninggalkan sifat-sifat infantil dalam dirinya dan kemudian diikuti suatu keadaan dimana dia gagal di dalam kehidupannya.

Tujuan Psikoterapi3, 4, 5

1. Menguatkan daya tahan mental yang telah dimilikinya, dengan kata lain membuat seseorang itu bahagia dan sejahtera.

2. Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri, ataupun membuat seseorang tahu dan mengerti tentang dirinya.

3. Meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungannya.

Klasifikasi Psikoterapi2

Jenis psikoterapi dapat ditinjau berdasarkan :

1. Jumlah individu

a. Individual

b. Kelompok (grup)

2. Cara atau peralatannya

a. Verbal

b. Non verbal

3. Tehnik pelaksanaan

a. Suportif

b. Reedukatif

c. Rekonstruksi

Pelaksana Psikoterapi2, 4

Pelaksana psikoterapi adalah seorang psikiater. Untuk itu terapis itu sendiri juga harus mempunyai syarat-syarat antara lain :

1. Harus menyukai sesama manusia

2. Harus mempunyai kapasitas memproyeksikan dirinya ke dalam situasi dan perasaan yang lain (menyesuaikan diri)

3. Mampu untuk mengerti motivasi orang lain

4. Tidak boleh menggurui

5. Harus dapat berperan sebagai orangtua, bos abang, kakak, atau teman, tapi tidak sebagai adik

6. Harus ada rasa aman dalam dirinya terlepas dari ansietas, finansial, dan egosentrik.

Peralatan yang Digunakan2, 3

Dalam hal ini peralatan yang digunakan adalah “percakapan” dan adanya hubungan pasien dengan dokter serta suatu tempat tertentu. Sebaiknya tempatnya yang nyaman yang jauh dari keramaian sehingga pasien dapat merasa santai.

Efek Samping2

Efek samping psikoterapi dapat berupa :

1. Menjadi lebih parah dari penyakitnya, misalnya : dari neurosa menjadi psikosa

2. Bisa timbul suicide (bunuh diri)

3. Ketergantungan (dalam istilah psikoanalisa disebut dengan Narcisstic Transference)

Defenisi

Psikoterapi suportif adalah suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya. Untuk mengembalikan keadaan jiwa yang rapuh ataupun mengalami gangguan ke arah keseimbangan, yang terutama dilakukan adalah menekan ataupun mengontrol gejala-gejala yang terjadi dan untuk menstabilkan pasien ke dalam suasana yang aman dan terlindungi untuk melawan ataupun menghadapi tekanan yang mungkin saja berat naik yang datang dari luar maupun dari dalam dirinya.3, 4

Tujuan2,3

1. Menaikkan fungsi psikologi dan sosial

2. Menyokong harga dirinya dan keyakinan dirinya sebanyak mungkin

3. Menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima

4. Mencegah terjadinya relaps

5. Bertujuan agar penyesuaian baik

6. Mencegah ketergantungan pada dokter

7. Memindahkan dukungan profesional kepada keluarga

Indikasi1,3,4,5

Secara umum psikoterapi suportif diindikasikan pada pada psien yang mana kontraindikasi terhadap psikoanalisi ataupun psikoterapi insight-oriented psychoanalitic, mempunyai pertahanan ego yang kurang.

Secara garis besar terapi ini diindikasikan terhadap :

1. Seseorang yang dalam keadaan kritis dan kacau serta tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan suatu masalah, yang menghasilkan kecemasan berat dan kebingungan (contoh, orang yang mengalami kesedihan yang berat, kesakitan, perceraian, atau kehilangan pekerjaan ataupun mereka yang pernah menjadi korban kejahatan, penganiayaan, bencana alam, ataupun kecelakaan)

2. Pasien dengan penyakit yang berat dan kronik disertai dengan kerapuhan ataupun kelemahan fungsi ego (contoh, mereka dengan psikosis yang laten, gangguan impuls, gangguan kepribadian berat)

3. Pasien dengan defisit kognitif dan gejala-gejala fisik yang membuat mereka menjadi lemah dan tidak cocok dilakukan pendekatan insight-oriented (contoh, pasien psikosomatik)

4. Pasien dengan toleransi kecemasan yang rendah dan kesulitan mengendalikan frustasi.

5. Pasien dengan kelemahan psikologi yang sesuai dengan fungsi kognitifnya

6. Mereka yang kesulitan membedakan kenyataan luar dengan dari dalam dirinya

7. Pasien yang mengalami gangguan berat dalam hubungan interpersonal

8. Mereka yang mengalami kelemahan dalam mengontrol impuls dan akhirnya mereka melakukan tindakan yang buruk

9. Pasien dengan intelegensia yang kurang dan kapasitas yang lemah terhadap pengamatan dirinya sendiri

10. Pasien yang memiliki keterbatasan yang berat untuk mengadakan hubungan terapeutik dengan terapis.

Syarat Pemberian Psikoterapi Suportif2,3

1. Pasien dengan taraf pendidikan yang tidak begitu tinggi

2. Gangguan bersifat sedang

3. Kepribadian premorbid pasien yang kuat disertai dengan adanya pemulihan diri yang kuat.

Komponen Psikoterapi Suportif3,5,6

1) Ventilasi yaitu bentuk psikoterapi yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan merasa lega serta keluhannya akan berkurang.

a) Sikap terapis yaitu menjadi pendengar yang baik dan penuh pengertian

b) Topik pembicaraan yaitu permasalahan yang menjadi stress utama

2) Persuasi yaitu psikoterapi suportif yang dilakukan dengan menerangkan secara masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya.

a) Terapis berusaha membangun, mengubah, dan menguatkan impuls tertentu serta membebaskannya dari impuls yang mengganggu secara masuk akal dan sesuai hati nurani.

b) Berusaha menyakinkan pasien dengan alasan yang masuk akal bahwa gejalanya akan hilang.

3) Sugestif yaitu psikoterapi yang berusaha menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejala gangguannya akan hilang.

a) Sikap terapis, meyakinkan dengan tegas bahwa gejala pasien akan hilang

b) Topik pembicaraan, gejala-gejala bukan karena kerusakan organik/fisik dan timbulnya gejala-gejala tersebut adalah tidak logis

4) Reassurance yaitu psikoterapi yang berusaha meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya.

a) Sikap terapis, meyakinkan secara tegas dengan menunjukkan hasil-hasil yang telah dicapai pasien.

b) Topik pembicaraan, pengalaman pasien yang berhasil nyata

5) Bimbingan yaitu psikoterapi yang memberi nasehat dengan penuh wibawa dan pengertian.

a) Sikap terapis, menyampaikan nesehat dengan penuh wibawa dan pengertian

b) Topik pembicaraan, cara hubungan antar manusia, cara berkomunikasi, cara bekerja yang baik, dan cara belajar yang baik.

6) Penyuluhan atau konseling yaitu psikoterapi yang membantu pasien mengerti dirinya sendiri secara lebih baik, agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri.

a) Sikap terapis, menyampaikan secara halus dan penuh kearifan

b) Topik pembicaraan, masalah pendidikan, pekerjaan, pernikahan, dan pribadi.

7) Kerja kasus sosial yaitu suatu proses bantuan oleh seseorang yang terlatih kepada seorang pasien yang memerlukan satu atau lebih pelayanan sosial khusus. Tidak diadakan usaha mengubah pola dasar kepribadian pasien ataupun hanya hendak menangani masalah situasi pada tingkat realistik.

8) Terapi kerja yaitu berupa sekedar memberi kesibukan kepada pasien ataupun berupa latihan kerja tertentu agar ia terampil dalam hal itu dan berguna baginya untuk mencari nafkah kelak.

9) Hipnosa dapat membantu psikoterapi akan tetapi apa yang dapat dicapai dengan hipnosa dalam psikoterapi dapat juga dicapai dengan cara lain tanpa hipnosa. Hipnosa hanya dapat mempercepat pengaruh psikoterapi.

10) Terapi perilaku, berusaha untuk menghilangkan masalah perilaku khusus secepat-cepatnya dengan mengawasi perilaku belajar pasien.

Faktor Keberhasilan Terapi2

Keberhasilan psikoterapi dipengaruhi oleh,

1) Masalah

2) Perkembangan diagnosa

3) Umur penderita

4) Intelegensia penderita

5) Kematangan emosi

6) Situasi keluarga, sosial, dan finansial

7) Fleksibilitas penderita.

Beberapa Contoh Penerapan5

Gangguan psikotik

· Sikap terapis, berusaha menjadi orang yang dapat dipercaya pasien, misalnya dengan bicara penuh keakraban, ingat akan hari ulang tahunnya, makanan kesukaannya, dan kesenangannya yang lain, serta penuh pengertian padanya.

· Pelaksanaan terapi :

a) Terapi ventilasi bila pasien mengalami banyak keluhan realistik, seperti makanan yang tidak enak, tidak diberi uang jajan, dilarang keluar rumah, dan tidak boleh sering mandi.

b) Memberikan terapi reassurance bila pasien meragukan masa depannya setelah sembuh nanti

c) Memberikan bimbingan dan penyuluhan sehingga pasien lebih dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan setelah sembuh nanti.

Gangguan somatisasi

· Sikap terapis, dapat menerima keluhan fisik pasien dan tidak langsung menentangnya, tetapi terapis tidak melakukan eksplorasi keluhan fisik terlalu jauh.

· Pelaksanaan terapi :

a) Memberi bimbingan agar pasien dapat menghadapi gejala-gejalanya

b) Terapi ventilasi agar pasien dapat mengemukakan semua perasaannyayang menjadi latar belakang gejala fisik tersebut.

c) Terapi penyuluhan agar pasien dapat menemukan strategi alternatif dalam mengekspresikan perasaannya.

Gangguan penyesuaian

· Sikap terapis, memberikan perhatian, empati dan memahami pasien secara berhati-hati agar tidak timbul keuntungan sekunder (secondary gain) dalam proses psikoterapi tersebut.

· Pelaksanaan terapi :

a) Terapi ventilasi agar pasien dapat mengemukakan semua keluhan cemas dan depresinya

b) Bimbingan agar pasien dapat menghadapi gejalanya

c) Memberikan penyuluhan agar pasien dapat mengatasi permasalahannya yang mungkin akan dihadapinya lagi.

1 komentar:

herlina mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.